SBDN Bab 13. Oooh... Pantesan!
"Sayang, Abang mau cerita lagi nih. Cerita tentang kehidupan remaja, anak sekolahan gitu. Judulnya, 'Oooh... Pantesan!' karya Me Ffulan lagi. Cuma ini cerita lama, hanya cerpen, bukan novel. Ceritanya gini Sayang... Ada siswa kelas 12 bernama Lana Diksafa, yang biasa dipanggil Lana. Yang juga dikenal harimau cerdas."
"Panggilan itu bukan sekadar julukan. Ia pernah menghantam anak kepala sekolah yang sok jagoan. Saat itu Badru yang merupakan anak kepala sekolah sedang memalak adik kelasnya. Tapi ditolak oleh siswa itu. Lalu Badru memukul hingga babak belur. Tanpa diduga, Lana langsung membalaskan pukulan demi pukulan pada Badru. Badan Lana yang lebih besar, membuat anak buah Badru kabur dan melaporkan hal itu."
"Namun, Lana ada persiapan untuk melindungi dirinya. Ia jauh-jauh hari telah menyiapkan beberapa video tentang pemalakan dan nakalnya anak kepala sekolah itu. Padahal guru-guru yang lain juga tau, tapi tak berani lantaran itu anak atasan mereka."
"Singkat cerita, bukan hanya Badru yang dihukum. Juga ayahnya yang selaku kepala sekolah itu langsung dipecat. Kehebohan ini terjadi tahun lalu, saat ia kelas 11. Dan kejadian berikutnya terjadi lagi. Tapi hal itu bak mainan bagi Lana, yang membuat para jagoan di sekolah itu tak ada yang berani padanya. Termasuk anak-anak cewek. Walau ada yang menyukainya, tapi tak berani mendekati Lana."
"Kemudian, hadirlah siswi pindahan dari kota. Siswi itu cantik, pintar, rapi, sopan dan lumayan pemalu. Namanya Flower Azzahra, sungguh nama yang berbunga-bunga. Kadang namanya dipanggil Flozzah, Flow, atau Zahra. Di sekolahnya yang dulu, dia banyak mempunyai penggemar, apalagi para siswa. Kini baru beberapa minggu pun, dia sudah banyak fans-nya."
"Namun, dia tak pernah mengambil kesempatan itu untuk mempunyai pacar. Dia tak pernah dekat dengan lelaki mana pun, kecuali ayahnya. Tapi semua itu berubah saat Flozzah mencoba menegur Lana pertama kali. Dan Lana merespon menjawab singkat. Padahal si harimau cerdas itu sudah biasa dalam diamnya, tak suka bicara atau bergaul dengan orang lain. Lain cerita jika ada yang mengganggunya, pasti ia akan mengamuk layaknya harimau, namun cerdas."
"Jika ada perempuan yang berusaha mendekatinya, wajahnya berubah menjadi menyeramkan. Dan siap menerkam jika terus diganggu. Walau begitu, ada satu teman yang selalu menemaninya. Panggil aja, Jarto. Ia tak pernah ketakutan saat bersama Lana. Sebab Lana sendiri adalah orang baik, hanya saja bisa jadi menyeramkan jika terusik."
"Jarto telah pernah mendapatkan surat cinta yang ditujukan untuk Lana. Lana pun tak pernah merespon itu. Jarto pun sempat bingung jika temannya ini terus begini, bagaimana nantinya. Apakah dapat perempuan untuk dinikahi, karena banyak perempuan yang takut padanya. Tapi Jarto tak mau banyak memikirkan itu, ia saja masih jomblo."
Belum sempat melanjutkan ceritanya, Napisa menyela suaminya. "Bang, gak capek apa ngomong mulu. Sambil minum kopinya, entar dingin!" Hafni pun meminumnya. Hari ini masih pagi, namun ia tak berangkat ke tokonya. Sebab anak buahnya masih sibuk dengan persiapan nikahnya.
Cerita pun dilanjutkan Hafni. Saat lelaki itu larut dalam cerita, maka ia sangat serius dalam bicara. Kecuali genre cerita itu komedi, tentu ia sambil becanda juga membacakannya.
Lanjut cerita Lana dan Flozzah, hubungan mereka semakin dekat. Meskipun mereka sekadar suka mengganggu dan suka diganggu. Siapa sangka, gadis cantik yang jarang bicara dengan cowok. Kini malah sering bawel pada Lana. Sedangkan Lana diam dan tenang menikmatinya. Padahal jika perempuan lain, pasti ia akan menjauhinya. Bahkan membentaknya agar menjauh.
Teman dekat Flozzah, Nunu dan Nana juga bingung dengan perubahan besar dari temannya itu. Nunu dan Nana merupakan teman Flozzah waktu SMP. Seolah hafal dengan kepribadian Flozzah, mereka tak percaya begitu saja dengan perilaku Flozzah sekarang ini.
Soal Jarto juga hampir sama. Ia heran temannya yang memiliki julukan harimau cerdas itu bisa luluh layaknya kucing rumahan. Hingga Jarto, Nana dan Nunu mengira jika kedua orang itu pasti telah jatuh cinta dan saling menyukai.
Satu tahun pun hampir selesai. Flozzah tak ingin berpisah dengan Lana. Begitu juga dengan Lana. Tapi mereka tak ada yang berani mengungkapkannya. Sampai suatu hari, saat perpisahan tiba, ayah Flozzah dan bapaknya Lana pun hadir ke acara itu. Ternyata mereka sahabat lama yang saling mencari keberadaan satu sama lain.
Lalu acara pun selesai, namun tidak dengan dua sahabat lama itu. Mereka terus mengobrol dan berbagi cerita. Lana bersama Jarto mencari orang tuanya. Flozzah juga mencari ayahnya. Mereka menemukannya di parkiran. Karena di situ lebih enak ngobrolnya ketimbang di dalam sekolah tadi.
Lana dan Flozzah kaget, kenapa orang tua mereka begitu akrab. Kedua pria dewasa itu pun bercerita tentang kehidupan mereka. Hingga akrabnya si Bang dan si Dek. Yang dimaksud Bang itu adalah Flower Azzahra, yang ibunya panggil Kembang, lalu kadang dipanggil Bang. Kalau Dek atau Adek itu Lana, karena Lana sebenarnya anak kedua, saat kakaknya gugur dalam kandungan mamanya.
Ayahnya Flozzah juga bilang kalo si Bang (Flozzah) itu suka sekali ganggu dan bicara sama si Dek (Lana). Sedangkan si Dek hanya bisa diam dan tenang.
Lana dan Flozzah yang sempat bingung dengan perubahan sikap mereka sendiri, menjadi paham. Kalo sebenarnya mereka sudah dari dulu dekat. Sontak dalam hati keduanya berkata, "Oooh, pantesan!"
Jarto yang mendengar itu pun bergumam dalam hatinya, jika mereka berdua sudah mencintai dari kecil. Jadi tak heran, kini perasaan itu muncul kembali. Kisah pun bersambung.
"Untuk cerpen itu sampai di situ aja Sayang. Padahal kalo dilanjutkan mah bisa bagus lagi. Tapi itu tulisan lama sih, jadi ya gitu aja. Oh ya, gimana ceritanya bagus gak? Apakah kamu cinta pertama Abang, sampai Abang bilang, 'Oooh... pantesan, aku sayang dengan nih cewek. Kan dia istriku,' hahah."
Wajah Napisa merona, tapi bunyi ponsel berdering. Ayya yang menelpon ke nomor Hafni. Gadis itu mengajak suami-istri itu untuk makan bakso bareng. Hafni sedikit kaget, karena tak biasanya keponakannya itu begini.
Sesampainya di sana, ternyata bukan hanya ada Ayya, tapi juga ada Yadi. "Oooh... pantesan, hahah." Hafni tertawa begitu saja yang membuat Napisa malu. "Ini gak yang kalian pikirkan Kak... beneran deh. Kita cuma kebetulan makan bakso. Gak ada rencana ketemuan apalagi semacam kencan gitu. Jadi, Ayya kepikiran aja ngajak kalian kesini Kak," ungkap Ayya menjelaskan.
Namun, Hafni ya tetap Hafni. Ia malah semakin tertawa setelah mendengar penjelasan itu. Itu membuat Ayya, Napisa dan Yadi menjadi kesal. Ya itulah tujuan Hafni, menjadi menyebalkan.
Komentar
Posting Komentar