Suami Bawel dan Nyebelin. Bab 8. Diundang Podcast

Padahal mereka bisa saja melanjutkan pertandingan tadi sambil hujan-hujanan. Namun, hujan kali ini sangat deras sehingga sulit membidikkan kelereng. Tak diduga, Napisa sudah bangun. Dia menunggu suaminya masuk ke dalam. "Seru Bang mainnya?  Istrinya aja sampe dikerjain..."


Hafni pun kabur bergegas mandi agar tak sakit sebab hujan. Sebenarnya bukan hujan yang bikin sakit. Namun karena kehujanan itulah yang membuat tubuh mudah terkena penyakit, seperti flu atau pilek. Napisa tak bisa memarahi suaminya itu, karena kesal. Lagian Napisa itu bukan tipe pemarah. 


Hari-hari berlalu seperti biasa. Tetapi video lomba kelereng terus viral sampai sekarang. "Tolong hubungi yang lagi viral, sapa tuh yang ngadain lomba kelereng itu?"


"Hafni, Pak..." sahut anak buahnya Pak Teguh Santosa. Dengan segera orang itu melaksanakan tugasnya. Pak Teguh juga meminta ditanyakan kapan Hafni bisa kesini buat ngobrol-ngobrol ringan, lebih tepatnya tentang kelereng nantinya. Pak Teguh juga menyiapkan transportasi untuk Hafni, karena jaraknya lumayan jauh. 


"Istriku sayang... Abang boleh kan pergi jauh? Tadi ada orang yang minta datang ke acara podcast mereka gitu. Tapi untuk kesana, nanti dijemput kok. Katanya untuk sampai kesana memakan waktu sekitar dua jam lebih. 

Jadi, mereka jemput sekitar jam sembilan pagi esok."


"Oh iya, Abang belum jelasin ya, kalo podcast itu kek semacam acara ngobrol ringan aja Sayang. Yah paling membahas yang lagi viral, lomba kelereng kemarin-kemarin itu loh. Masa kamu lupa sih, enggak kan? Jadi Abang boleh kesana kan Sayang, kan Sayang... kan, kan, kan?"


Napisa mencerna dulu perkataan suaminya tersebut. Mereka baru selesai makan siang. Napisa lalu duduk sambil memikirkan hal itu. Sontak pikirannya tak karuan. "Apakah Abang pergi sendiri, gak sama aku? Tadi gak bilang perginya sama aku. Gimana nanti kalo Abang kepincut cewek cantik lain Bang? Gimana?" lamun Napisa dalam hatinya. 


Hafni yang sadar istrinya melamunkan suaminya, karena tak mengajaknya pergi bersama. Serta kecemburuan yang besar dari istrinya itu. Membuatnya sedikit tertawa. "Hahaha, iya-iya Sayang. Abang pergi sama kamu kok. Masa Abang pergi sendiri sih, gak ngajak kamu. Entar pas kamu kangen gimana? Mau peluk siapa coba, kan kamu gak mau peluk guling, hahah."


"Apalagi kan disana pasti ada banyak cewek cantik. Masa kamu gak cemburu. Kalo kamu sama Abang, kan Abang jadi terawasi gitu. Tapi Sayang, Abang gak nyangka loh bisa masuk tv. Eh bukan tv sih, youtube gitu. Podcast Pak Teguh juga rame orang pada nonton. Bisa terkenal nih Abang, hehe."


"Jadi, kamu do'akan Abang ya. Biar bisa bahagiakan kamu, sayangi kamu, sampai akhir hayatku nanti. Moga jodoh Abang cuma kamu ya Sayang. Moga Abang gak sombong, gak galak, gak terbang, gak nyemplung ke got, gak jadi pejabat korup dan enggak jadi tikus ya..."


Panjang lebar Hafni bicara. Tapi istrinya sudah paham dengan bawelnya Hafni. "Oh ya Sayang, tapi gak papa kan Abang nyebelin, hahah. Kan kamu imut tau, pas lagi cemberut. Apalagi kamu mau ngomel-ngomel, beuh cantik parah dan gemesin banget tau. Abang jadi pengen kabur..." ucap Hafni yang membuat Napisa kaget dan kesal. 


"Hah, kabur? Kok kabur Bang?" kata Napisa seolah tak percaya. Dan Hafni pun kabur meninggalkan istrinya di dapur. Sambil berlari Hafni teriak minta dikejar Napisa. Tapi namanya juga udah kesal, istrinya pun cuma jalan biasa menuju suaminya ke ruang tamu. 


***


Esok harinya telah tiba. Mereka berdua duduk di dalam mobil yang telah disediakan. Bukan mobil pejabat yang bebas dari pajak karena mereka merasa gak penting bayar, toh uang pajak buat mereka juga. Ada-ada saja kan. 


Di dalam mobil Hafni menonton podcast Pak Teguh lebih dulu. Biar ada gambaran, gimana obrolan mereka nanti berlangsung. Kadang, Hafni mengajak istrinya untuk menonton bersama. Tapi Napisa sedang kesal karena kelakuan suaminya tadi sebelum berangkat sekarang ini. Namanya juga cowok nyebelin, pasti ada saja kelakuannya yang bikin orang sebel. 


Setelah sampai di tempat tujuan. Mereka turun dengan perlahan tanpa salto dulu. Pak Teguh menyambut kedatangan itu dengan ramah tamah. Singkat cerita, mereka pun siap di kamera dan podcast akan segera dimulai. Tapi Napisa tak mau ikut masuk kamera, cukup di belakang layar saja. 


"Baik, Assalamualaikum, selamat siang para penonton semua. Kali ini kita kedatangan tamu yang luar biasa, yang lagi viral sampai sekarang ini. Yaitu Bang Hafni..." sambut pak Teguh penuh semangat. Mereka pun mulai ngobrolnya seperti tongkrongan biasa. Canda dan tawa mereka hadirkan dalam sesi obrolan mereka. Walau umur mereka beda jauh. Yakni selisih 20 tahun. Umur Hafni baru 27 tahun, sedang pak Teguh 47 tahun. Tetapi, pembicaraan mereka nyambung. 


"Kira-kira nih kenapa Bang Hafni kepikiran ngadain lomba kelereng?" tanya pak Teguh dengan sopan santun. 


"Nah jadi gini Pak. Awalnya saya itu kangen aja masa-masa kecil dulu. Pengen main kelereng gitu. Cuma gak seru kalo main orangnya sedikit, apalagi kalo cuma sendirian kan. Saya timbul ide tuh. Kenapa gak bikin lomba aja, biar pada rame mainnya. Gitu Pak... "


Pak Teguh mengangguk. "Nah, ada yang bilang pas lomba itu, kamu gak ikut main ya. Itu kemana ya, jadi kok tuan rumahnya hilang gitu. Baru esoknya timbul main melawan orang yang juara," ucap Pak Teguh penasaran. 


Hafni tertawa ringan sebelum menjawab. Lalu dengan sengaja ia menjawab pertanyaan itu karena ulah istrinya. Pak Teguh dan Hafni tertawa berdua. Lalu Hafni menjelaskan lagi. Kalo istrinya itu mungkin pura-pura saja kurang enak badan. Yang intinya suaminya gak mau jadi tontonan banyak orang, apalagi cewek-cewek. Setelah mengatakan itu ia tertawa lagi, sambil meminta maaf pada istrinya.


Walau Napisa kesal, dia juga sebenarnya senang karena suaminya mengatakan itu. Seolah berkata, "Ini loh istriku, gak mau aku jadi pusat perhatian. Karena apa? Ya karena cemburu lah. Jadi kalian para wanita, jangan dekatin aku ya. Apalagi sampai mau merebut aku dari istriku tercinta."


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sana Poligami!

SBDN Bab 11. Kok Bisa Setia?